“Saat ini sawah petani masih aman. Beberapa
waktu lalu terjadi banjir di wilayah kecamatan Semendawai Timur, Semendawai
Suku III dan beberapa kecamatan yang dilintasi Aliran Sungai Macak. Namun pada
saat ini petani belum melakukan penanaman sehingga petani tidak terlalu
khawatir,” ungkap Firman.
Menurut Firman, kekhawatiran petani saat ini
mengalami peningkatan menyusul selesainya penanaman padi sejak 10 hari
terakhir. Padi yang baru selesai ditanam dan belum memiliki akar yang kuat terancam
hanyut jika aliran Sungai Macak meluap.
“Mudah-mudahan hujan deras tidak turun dalam
15 hari terakhir. Karena jika hujan terjadi dalam 10-12 jam saja dipastikan
lahan sawah petani akan terendam. Saat ini aliran Sungai Macak sudah penuh dan
hanya tinggal tumpah ke sawah lagi,” kata Firman.
Menurut Firman, setiap tahun petani di
wilayah tersebut selalu ketakutan air membanjiri dan merusak tanaman padi
mereka. Salah satu cara untuk mengatasi terjadinya luapan Sungai Macak tersebut
kata dia, adalah dengan melakukan pengerukan aliran sungai sehingga sungai yang
sebelumnya mengalami pendangkalan kembali sempurna.
“Selama aliran sungai dibiarkan seperti ini
dak tidak dilakukan pengerukan atau normalisasi sungai, maka banjir akan terus
menghantui petani di sejumlah wilayah yang dilewati oleh aliran sungai macak,”
katanya.
Sementara Yani, warga kecamatan Belitang
mengaku banjir yang merendam puluhan rumah di wilayah sukosari dan dua desa
lainnya sehingga memaksa puluhan KK harus mengungsi disebabkan oleh luapan
aliran sungai macak yang selalu terjadi setiap tahunnya.
“Banjir yang merendam wilayah Sukosari dan
dua desa lainnya beberapa waktu lalu juga disebabkan oleh luapan aliran Sungai
Macak yang selalu terjadi setiap tahun,” katanya.
No comments:
Post a Comment