Harga Karet Terus Turun

OKU TIMUR – Harga getah karet di Kabupaten OKU Timur dalam satu bulan terakhir kembali mengalami penurunan sekitar Rp. 500 rupiah per kilogram. Harga getah karet dua mingguan saat ini hanya Rp 7.000 per kilogram dan karet mingguan Rp 5.000 per kilogram. Sebelumnya, harga karet dua mingguan mencapai Rp. 7.500 per kilogram dan harga karet mingguan sebesar Rp 5.000 per kilogram. 

Menurut Firman (35) warga Semendawai Timur ketika dikonfirmasi mengatakan, harga getah karet sejak beberapa tahun terakhir tidak pernah stabil dan selalu berubah-ubah. Petani kadang dipusingkan dengan harga karet yang tidak menentu hanya dalam kurun waktu beberapa minggu saja.

“Kadang petani mau menjual takut harga naik. Namun kalau tidak dijual takutnya harga malah turun. Namun harga karet sejak beberapa tahun terakhir tidak pernah menguntungkan petani. Petani berharap harga petani bisa maksimal seperti beberapa tahun lalu,” katnya.

Menurut Firman, meskipun harga getah karet saat ini mengalami penurunan, namun petani masih diuntungkan dengan getah yang mulai normal sejak hujan turun dalam beberapa bulan terakhir. Saat musim kemarau kata dia, petani benar-benar kesulitan karena selain getahnya yang sedikit, harga juga yang mengalami penurunan.

“Petani kadang berfikir untuk mengalihfungsikan kebun karet mereka ke tanaman lain. Namun petani khawatir harga masih normal kembali. Petani karet saat ini kebingungan dengan harga yang tidak stabil,” jelasnya.

Sementara Fatimah Ibu Rumah Tangga (IRT) asal Kecamatan Jayapura mengatakan, sejak hargaa getah karet mengalami penurunan dan tidak pernah mengalami kenaikan, petani mulai mengurangi pengeluaran. Bahkan tidak sedikit petani yang menjual kebun karet mereka hanya untuk menutupi utang yang sudah menumpuk baik kepada dealer maupun pada pengepul karet.

“Sekarang hanya bisa berdoa saja. Sebagian petani ada yang mulai meninggalkan kebun mereka dan beralih ke pekerjaan lain seperti buruh serabutan. Ada juga yang masih bertahan mengurus kebun meskipun hasilnya tidak bisa menutupi biaya operasional sehari-hari,” keluhnya.

No comments:

Post a Comment