
Menurut Firman (35) warga Semendawai Timur ketika dikonfirmasi
mengatakan, harga getah karet sejak beberapa tahun terakhir tidak pernah stabil
dan selalu berubah-ubah. Petani kadang dipusingkan dengan harga karet yang
tidak menentu hanya dalam kurun waktu beberapa minggu saja.
“Kadang petani mau menjual takut harga naik. Namun kalau tidak
dijual takutnya harga malah turun. Namun harga karet sejak beberapa tahun
terakhir tidak pernah menguntungkan petani. Petani berharap harga petani bisa
maksimal seperti beberapa tahun lalu,” katnya.
Menurut Firman, meskipun harga getah karet saat ini mengalami
penurunan, namun petani masih diuntungkan dengan getah yang mulai normal sejak
hujan turun dalam beberapa bulan terakhir. Saat musim kemarau kata dia, petani
benar-benar kesulitan karena selain getahnya yang sedikit, harga juga yang
mengalami penurunan.
“Petani kadang berfikir untuk mengalihfungsikan kebun karet mereka
ke tanaman lain. Namun petani khawatir harga masih normal kembali. Petani karet
saat ini kebingungan dengan harga yang tidak stabil,” jelasnya.
Sementara Fatimah Ibu Rumah Tangga (IRT) asal Kecamatan Jayapura
mengatakan, sejak hargaa getah karet mengalami penurunan dan tidak pernah
mengalami kenaikan, petani mulai mengurangi pengeluaran. Bahkan tidak sedikit
petani yang menjual kebun karet mereka hanya untuk menutupi utang yang sudah
menumpuk baik kepada dealer maupun pada pengepul karet.
“Sekarang hanya bisa berdoa saja. Sebagian petani ada yang mulai
meninggalkan kebun mereka dan beralih ke pekerjaan lain seperti buruh
serabutan. Ada juga yang masih bertahan mengurus kebun meskipun hasilnya tidak
bisa menutupi biaya operasional sehari-hari,” keluhnya.
No comments:
Post a Comment